Insan pers harus cerdas, profesional, dan bisa membangun public trust melalui karya dan perilaku

Lombokvibes.com, Lombok Utara– Tidak hanya harus benar-benar memahami, insan pers juga harus menjiwai tugas dan fungsi pers berdasarkan UU Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ) yang tertuang dalam 11 pasal. Begitulah benang merah yang disampaikan oleh H. Agus Talino, wartawan senior sekaligus Pimpinan Redaksi (Pimred) Suara NTB pada acara forum pewarta Lombok Utara, di Pemenang, Kamis (9/11/2023).

Dalam acara yang bertema “Merajut Sinergi antara Pemda dan Media untuk Mewujudkan Pemilu Damai” tersebut, H. Agus Talino menyebut terselenggaranya Pemilu dengan damai dan sukses merupakan tanggung jawab kita bersama, termasuk insan pers atau media. Media sangat berperan penting dan menjadi ujung tombak dalam memberikan informasi yang valid kepada publik. Oleh karenanya, media dituntut untuk cerdas dan professional.

“Insan media harus memiliki pemahaman yang tuntas mengenai tufoksi dari pers baik sebagai sumber informasi, pendidikan, hiburan, dan sosial kontrol termasuk juga melakukan fungsi ekonomi,” paparnya dengan wajah serius di hadapan puluhan wartawan KLU.

Para wartawan, sebut H. Agus, juga harus memiliki kecerdasan secara intelektual. Tidak hanya bisa menguasai KEJ yang juga dipraktikkan secara benar, namun wartawan juga harus menguasai isu dan masalah. “Jangan sampai orang di luar wartawan lebih paham kode etik jurnalistik. Lebih paham mengenai masalah atau isu yang ada. Oleh karena itu, media harus menguasai masalah, sehingga ketika bertemu atau berbicara mengenai suatu topik, kepala ini bisa bicara dengan tegak (percaya diri),” tekannya dengan nada tegas.

Salah satu cara insan pers agar bisa cerdas secara intelektual disebutkan, adalah dengan membangun tradisi intelektual atau diskusi. Memperbanyak kegiatan diskusi dapat meningkatkan wawasan dan relasi, sehingga pengetahuan-pengetahuan yang masuk dari kegiatan diskusi tersebut bisa menjadikan insan pers cerdas dan menguasai masalah yang ada.

“Saat ini publik sudah cerdas, bisa menilai mana pers yang baik dan profesional atau mana yang tidak. Sehingga, cara kita agar dipercaya dan disegani oleh publik adalah menciptakan karya yang luar biasa, dengan yang tadi: harus profesional, paham dan menjiwai kode etik, serta cerdas secara intelektual,” kata dia.

“Sehingga, pers harus tetap membangun public trust dengan kecerdasan melalui karya dan perilaku,” tegasnya lagi.

Hal senada juga disampaikan oleh Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB, Nasrudin Zein. Ia menyebut, wartawan harus bisa mengamalkan KEJ, setiap kali melakukan kerja jurnalistik di lapangan. Sebelas pasal yang tertuang dalam KEJ harus benar-benar dipraktikkan.

“Wartawan harus punya etika,” tegas Nasrudin.

(Foto: Sarjono (kiri), H. Agus Talino (tengah), Nasrudin Zein (kiri) saat memulai diskusi dengan forum pewarta/LVstock)

Berbicara mengenai kondisi saat ini, para wartawan juga dituntut untuk bisa beradaptasi dengan digitalisasi, dimana media sudah berkonvergensi ke multi platform. Hal ini memberikan peluang juga tantangan bagi media dalam berkarya, namun tanpa meninggalkan pedoman KEJ dan UU Pers.

“Saat ini, wartawan A tidak lagi bersaing dengan wartawan B, atau media ini bersaing dengan media yang itu. Tidak lagi. Tapi media bersaing dengan influenser, dengan selebgram, dengan youtuber, atau content creator yang viewersnya banyak. Sehingga penyampaian informasinya cepat, namun terkadang tidak disertai dengan data yang valid,” kata Nasrudin.

Sehingga, para wartawan harus tetap meningkatkan kompetensi diri agar terus dipercaya dan bisa berdaya saing  di tengah gempuran netizen journalism, sosial media yang asal comot, atau hoaks yang beredar secara gamblang di platform digital tersebut.

“Ini pentingnya insan pers harus terus meningkatkan kompetensi diri, terutama melakukan disiplin verifikasi. Check dan re-check informasi agar bisa menyuguhkan informasi yang benar kepada masyarakat,” ujarnya.

Sementara, Kepala Bagian Protokol Komunikasi Pimpinan Setda KLU Lalu Gita Bayu menekankan, para wartawan diharap bisa terus mempublikasikan karya orisinil mengenai pembangunan Lombok Utara. Pemda juga disebutnya, terus membangun sinergi dengan wartawan untuk menyampaikan informasi yang positif dan berimbang.

“Tentunya kami selalu membuka tangan, terus membangun sinergi yang positif dengan rekan media untuk memberikan informasi-informasi yang positif dan konstruktif mengenai pembangunan-pembangunan di Lombok Utara,” papar Lalu Gita Bayu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *