Lombokvibes.com, Mataram– Max Alexander belakangan tengah menjadi perbincangan lantaran fashion designer cilik ini berhasil menyabet penghargaan karena karya-karyanya.
Baru-baru ini, Max Alexander diganjar penghargaan Head Edith Protege Award pada Luminary Award tahunan karena berhasil menginspirasi. Sosok dia, berhasil disorot publik karena masih sangat belia.
Sosok Max memang dikenal cerdas. Sejak usia belia, yakni usia 4 (empat) tahun, dia telah berhasil membuat karya fesyennya melalui menggambar pola desain, pemilihan jenis kain bahan, serta penjahitan.
Saat ini, Max baru menginjak usianya yang ke-8. Namun, karya-karyanya berhasil memikat para selebritis serta menjadi sorotan media besar seperti New York Times.
Dikutip dari akun instagram pribadi milik Max @couture.to.the.max yang telah memiliki jumlah 2,7 juta follower, Max fokus mendesain baju untuk perempuan kalangan dewasa.
Karya-karya Max ditampilkan pada Fashion Show Couture to the Max yang menggaet perhatian. Dia berhasil membuat dress untuk renang, coat, gaun, dan lain-lain.
Dipercaya reinkarnasi sang kakek
Keterampilan Max nyatanya tidak membuat kalangan keluarga kaget. Karena, pada seratus tahun yang lalu, kakek buyut Max yang bernama Jax, rupanya merupakan seorang desainer pula.
Pada tahun 1920, Jack datang ke Montreal hanya dengan uang $5 dan gunting di sakunya. Dia kemudian berhasil menjadi seorang penggambar pola yang sangat terkenal.
Jack kemudian menjadi desainer untuk 40 toko baju. Seratus tahun kemudian, Max lahir dan memiliki bakat yang sama dengan Jack.
Keluarganya percaya, sang mendiang kakek buyut tengah melihat Max dengan senyuman. (**)