Lombokvibes.com, Lombok Timur– Jika menyebut kesenian khas Lombok, terutama seni musik, maka nama Gendang Beleq akan menjadi daftar teratas yang akan disebut. Padahal, seni musik tradisional di Lombok tidak hanya Gendang beleq. Ada beragam kesenian yang telah diwariskan oleh leluhur masyarakat Sasak.
Seperti halnya di beberapa wilayah Lombok, seni tradisional yang bernama kelenang dan rebana gending masih eksis sampai saat ini. Bahkan, di Desa Jeruk Manis, Kabupaten Lombok Timur, sanggar seni kelenang masih menjadi pilihan musik yang diminati masyarakat.
Sekilas tentang Kelenang
Kelenang merupakan seni musik yang terbuat dari rangka bambu dan kayu, sementara bilahnya terbuat dari besi.
Kesenian kelenang booming pada tahun 1960-an. Grup musik yang dimainkan 30 personel ini sangat dinanti-nanti untuk ditonton dalam acara adat atau begawe (kenduri) tahun itu. Kurang lebih empat dasawarsa sudah masa keemasan dan kejayaan musik ini berlalu dari mata dan telinga masyarakat, terutama bagi para pengagumnya.
Musik kelenang terdiri dari lima tangga nada yakni Penglime=Do, Pengempat=Re, Ceroncong=Mi, Penengak=sol dan Pemotoq=La. Dari masing-masing tangga nada memiliki 3 instrumen yang dapat di bagi menjadi nada minor, nada tenor dan nada alto. Contoh ada Do minor, Do Tenor dan Do Alto, begitu seterusnya pada tangga nada yang lain.
Jika dilihat dari tangga nadanya, musik kelenang merupakan musik yang hanya bernadakan pentatonik. Hanya saja tidak bisa kita sebut pelok ataupun selendro. Karena tangga nadanya hanya Do-Re-Mi-Sol-La.
Instrumen yang terdapat pada musik kelenang adalah 25 bilah kelenang, 1 gendang/jidur Lanang dan 1 gendang/jidur wadon dan suling. Dari 25 bilah kelenang tersebut yakni, 5 buah pengelime, 5 buah Pengempat, 5 buah Ceroncong, 5 buah Penengak dan 5 buah Pemotoq.
Pada saat memainkan musik kelenang, dibutuhkan konsentrasi dan fokus yang tinggi. Dikarenakan cara memainkan musik kelenang ini mengharuskan masing-masing personil memegang dan hanya memainkan 1 nada.
Jadi, setiap personil harus hafal melodi dan nada kelenang yang mereka pegang. Pada saat memainkan 1 melodi/gending masing- masing personil akan memukul/memainkan kelenang secara bergantian sesuai dengan tangga nada yang terdapat pada setiap melody.
Namun, meski dengan kerumitan yang membutuhkan konsentrasi tinggi, musik kelenang ini dapat menghasilkan alunan melodi yang memberikan suasana kegagahan dan keberanian, menyenangkan, ketenangan dan kesejukan untuk para pendengar dan penikmatnya karena tangga nadanya lebih mengarah pada tangga nada pentatonis slendro. (*)