Lombokvibes.com, Lombok Barat– Perang Topat Lingsar adalah salah satu festival budaya yang paling menarik dan unik di Indonesia, khususnya di Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat.
Perang topat Lingsar diadakan setiap tahun pada bulan Agustus atau September, festival ini merupakan simbol dari harmoni antar komunitas yang berbeda dan menggabungkan unsur tradisi Hindu, Islam, dan budaya lokal Sasak dalam satu perayaan yang spektakuler.
Perang Topat Lingsar berakar dari tradisi lokal yang menggabungkan kepercayaan dan praktik dari masyarakat Sasak yang mayoritas Muslim dan komunitas Hindu-Bali di Lombok.
Festival ini sendiri dilatarbelakangi oleh sejarah kuno yang menyatukan dua kelompok agama tersebut dalam sebuah perayaan bersama. Nama “Topat” mengacu pada ketupat, makanan khas yang terbuat dari beras, sedangkan “Lingsar” adalah nama desa yang menjadi lokasi utama perayaan.
Lokasi tempat diadakannya Perang Topat Lingsar yakni di Pura Lingsar, sebuah pura Hindu yang terletak di Desa Lingsar. Acara inti dari Perang Topat Lingsar adalah “perang ketupat” di mana peserta dari berbagai latar belakang agama saling melemparkan ketupat yang telah dimasak, bersama dengan bumbu dan rempah. Ini bukanlah pertempuran yang sebenarnya, melainkan sebuah simbol dari pembersihan dan pembaharuan.
Selama festival, masyarakat juga mengadakan berbagai ritual dan upacara adat, seperti upacara pemujaan di pura dan masjid. Ritual ini melibatkan doa bersama dan persembahan sebagai bentuk rasa syukur kepada Tuhan serta untuk memohon keselamatan dan kesejahteraan.
Perang Topat Lingsar lebih dari sekadar festival; ia adalah simbol dari kerukunan dan persatuan antar komunitas yang berbeda di Lombok. Dalam konteks sosial, acara ini memperlihatkan betapa kuatnya hubungan antarumat beragama di Lombok dan menunjukkan bahwa perbedaan agama dapat diperlakukan dengan rasa saling menghormati dan kekeluargaan.
Festival ini juga menjadi daya tarik wisata yang menarik bagi pengunjung lokal dan internasional, menawarkan kesempatan untuk menyaksikan tradisi yang langka dan mendalami kekayaan budaya Lombok. Selain itu, acara ini turut memperkuat identitas budaya masyarakat Sasak dan mempromosikan pariwisata daerah. (*)