Lombokvibes.com, Lombok Timur- Eksistensi kesenian tradisional khas Lombok seperti Kelenang dan Rebana Gending tidak terlepas dari peran sejumlah sanggar yang tetap setia melestarikan warisan leluhur Sasak ini. Seperti halnya Sanggar Kelenang Pinang Sejati di Desa Jeruk Manis, Kecamatan Sikur, Lombok Timur.
Sanggar seni Pinang Sejati terletak di Dusun Gawah Buak, rumah Ketua Sanggar seni, yakni rumah milik Jumahir, yang merupakan generasi ke 3 sebagai nahkoda sanggar seni tradisional khas Sasak ini.
Jumahir menuturkan, bahwa generasi pertama
dari sanggar Pinang Sejati adalah dari
kakeknya yang bernama Kakek Imah.
“Saya kurang tahu kapan pastinya sanggar ini berdiri , tahun berapa tepatnya,” ujar Jumahir beberapa waktu lalu.
Dia menceritakan, setelah kakeknya meninggal, Sanggar Kelenang Pinang Sejati kemudian diteruskan oleh ayahnya yang bernama Medan atau Amaq Kadi.
Sang ayah wafat, sehingga estafet kepemimpinan di Sanggar diteruskan oleh Jumahir. Jumahir sendiri lahir pada tahun 1970.
Tetap menjaga eksistensi dari musik tradisional ini, sebut dia, tidaklah mudah. Karena, gempuran musik modern terus berkembang dan memalingkan minat publik.
Namun, pihaknya terus berusaha melestarikan musik tradisional ini dengan cara mengadakan pelatihan rutin di sanggar agar generasi penerus tidak putus.
“Biasanya mulai pukul 20.15 WITA,” sambungnya.
Mempelajari musik tradisional kelenang memang sedikit menantang karena membutuhkan kemauan, konsistensi, dan konsentrasi yang tinggi. Bahkan, dirinya sendiri mulai belajar memainkan kesenian kelenang sejak duduk di bangku kelas 3 SD.
“Kami semua personilnya sudar berumur, itu kenapa kami berharap akan ada generasi yang mau belajar dan meneruskan eksistensi keberadaan musik Kelenang Pinang Sejati,” ujarnya.
Generasi muda, sebutnya, sangat berperan penting dalam melestarikan warisan leluhur ini. Terlebih dengan perkembangan dunia musik dan teknologi saat ini, Jumahir berharap, eksistensi musik tradisional kelenang tidak memudar.