Dampak krisis iklim, ketebalan salju di Gunung Jayawijaya hanya tersisa 4 meter

Lombokvibes.com, Mataram– Ketebalan salju di Gunung Jayawijaya hanya tersisa 4 (meter). Ketebalan salju ini diperkirakan hanya bisa bertahan sampai tahun 2026. Hal ini menunjukkan, situasi saat ini adalah detik-detik menghitung kekalahan Gunung Jayawijaya melawan krisis iklim.

Ya, salju abadi di Jayawijaya nyatanya tak abadi. Mengutip Greenpeace  Indonesia, data terkahir menunjukkan penurunan ketebalan dan keluasan es di Jayawijaya telah dihitung menggunakan stake (alat pengukur es) yang berjumlah 14 buah.

Dari data itu, ketebalan es di Jayawijaya hanya tersisa 4 meter saja. Angka ini menurun drastis dibandingkan pada tahun 2010 yang masih tersisa 32 meter. Sedangkan, pada tahun 2015-2016 turun menjadi 5,6 meter.

Kenapa ketebalan es di Gunung Jayawijaya menurun secara terus menerus?

Penyebab utamanya adalah krisis iklim, pemanasan global yang dilakukan karena eksploitasi terhadap alam. Pembakaran energi fosil seperti  minyak bumi dan batu bara, penebangan hutan secara masif, serta penggunaan konsumsi barang yang berkaitan dengan eksploitasi bumi menjadi penyebab memanasnya suhu bumi ini.

Greenpeace sendiri menekankan, lokasi Gunung Jayawijaya berada di tempat yang sama dengan Freeport Indonesia.

Sementara, di aktivitas bagian ketinggian yang lebih rendah ada pembalakan hutan menjadi lahan sawit, yang membuat aktivitas penebangan pohon, penggusuran, serta pengusiran masy adat dari tanah adat semakin masif. Selama dua dekade terakhir, sebanyak 722,256 ha  hutan ditebang oleh aktivitas manusia ini.

Sapta Ananda Proklamasi, Penelit senior data di Greenpeace Indonesia menyebutkan, semakin menipisnya salju di dekat tambang emas terbesar di Indonesia menunjukkan ancaman pemanasan global dan krisis iklim yang nyata.

Dia pun menyebutkan, beberapa solusi yang urgen yang bisa dilakukan seperti mengatasi deforestasi, mengatasi kerusakan gambut dan mangrove, serta transisi energi terbarukan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *