Lombokvibes.com, Bima– Salah satu kearifan lokal di Bima yang masih terjaga dengan baik adalah Muna Tembe Nggoli, atau tenun Bima yang memiliki motif serta warna yang menarik.
Tenun Bima ini biasanya berbentuk sarung. Dikenal dengan sebutan Tembe Nggoli atau sarung songket.
Sarung ini terbuat dari benang kapas. Pada wanita, sarung ini disebut rimpu dan katente tembe bagi laki-laki.
Motif sarung songket Bima memiliki beberapa motif yang indah. Motif-motif sarung songket tersebut meliputi nggusu waru (bunga bersudut delapan), weri (bersudut empat mirip kue wajik), wunta cengke (bunga cengkeh), kakando (rebung), bunga satako (bunga setangkai), sarung nggoli (yang bahan bakunya memakai benang rayon).
Sarung yang dihasilkan dari muna/ditenun inj memilki kualitas yang sangat tinggi dan memilki nilai estetika tersendiri.
Bagi masyarakat Bima, khususnya para wanita baik yang masih muda maupun tua muna merupakan salah satu peluang untuk mendapatkan penghasilan. Walaupun Mata pencaharian utamanya masyarakat Bima adalah bertani dan sempat menjadi segitiga emas pertanian bersama Makassar dan Ternate pada zaman Kesultanan. Selain itu, wanita Bima membuat kerajinan anyaman dari rotan dan daun lontar, juga kain tenunan “tembe nggoli” yang terkenal.
Dalam masyarakat Bima sekarang muna merupakan kearifan lokal yang harus dilestarikan. Karena tembe yang dihasilkan dari muna itu dapat bersaing di dunia internasional jika dikembangkan dengan baik.