Lombokvibes.com, Lombok Barat– Salah satu tradisi yang menjadi kekayaan budaya Lombok adalah Peresean.
Peresean merupakan warisan yang masih dijaga dengan baik sampai saat ini, dan bahkan memegang peran penting dalam sejumlah ritual adat Suku Sasak, Lombok.
Pada mulanya, Peresean diadakan sebagai bagian dari ritual meminta hujan ketika kemarau panjang melanda. Dimana untuk menyukseskan ritual tersebut diperlukan pepadu untuk bertarung peresean. Pepadu yang akan berlaga dalam ritual tersebut biasanya adalah orang-orang pilihan yang mewakili dusun atau desa masing masing.
Dengan bersenjatakan sebuah cambuk dari rotan (pecut) dan tameng yang terbuat dari kulit kerbau (ende), para pemuda pilihan tersebut akan beradu ketangkasan saling mencambuk hingga salah satu dari mereka menyatakan kalah atau mengeluarkan darah. Tetesan darah dari petarung (pepadu) yang jatuh ke tanah tersebut adalah mantra untuk memanggil hujan. Sekaligus sebagai tanda keberhasilan dari ritual yang diadakan.
Sebelum bertarung, para pepadu biasanya akan dibekali juga dengan doa (jampi), dibalur dengan minyak khusus dan sebelum mulai mengangkat senjata, mereka terlebih dahulu akan menari mengikuti irama gendang sebagai penyemangat.
Tidak jauh berbeda dengan petarung tradisi lainnya seperti Muay Thai, Kungfu, atau Pencak Silat yang kerap menjadi idola, pepadu peresean juga biasanya mendapatkan rekognisi serupa dalam masyarakat.
Kini, fungsi tradisi yang satu ini sedikit berubah. Peresean sering dijadikan pertunjukan dalam upacara adat, tarian penyambut tamu, atau ajang pembuktian kematangan seorang pemuda Sasak dalam melindungi calon pasangannya.