Lombokvibes.com, Mataram– baru-baru ini isu dunia kesehatan mengenai pemberian makanan pendamping asi (MPASI) pada anak tengah menjadi perbincangan.
Pasalnya, berseliweran kabar bahwa pemberian protein nabati yang bersumber dari tempe, tahu, dan kacang-kacangan harus dihapus dari menu MPASI.
Hal tersebut muncul dikarenakan untuk menunjang pertumbuhan optimal pada anak harus diberikan protein hewani.
Menanggapi hal tersebut, ahli gizi masyarakat RI dr.Tan Shot Yen M.hum memberikan pernyataan tegas.
Seperti yang dikutip dari laman instagram pribadinya @drtanshotyen, isu harus dihapusnya protein nabati dari menu anak sepatutnya tidak benar. Hal tersebut sangatlah keliru.
“Mengutamakan protein hewani bukan berarti menistakan tahu, tempe, dan kacang ijo!” Tegas dr.Tan
“Bayi itu makan tak bisa banyak. Pilih kualitas protein yang lebih lengkap dan zat besinya senyawa heme. Yaitu yang lebih mudah dan banyak diserap oleh tubuh! Protein hewani” tegasnya.
“Jika kebutuhan protein hewani sudah cukup, lihat buku KIA isi piringku Kemenkes untuk bayi dan balita, tentu silahkan tambahkan tahu atau tempe atau kacang ijo sebagai PMT (pemberian makanan tambahan)” jelasnya lebih lanjut.
Ia pun mengimbau agar masyarakat atau publik untuk lebih bijaksana agar tak terjebak asumsi. Sehingga tak secara mudah mengambil kesimpulan yang keliru.
“Mari, pahami duduk perkara lebih baik dan latar belakang kebijakan. Jadi ga mudah menjulid bahan pangan dengan kesimpulan yang salah dan rame rame bikin tiktok yang makin kisruh!” tegas dr Tan. (*)