Lombokvibes.com, Mataram– Penyelenggaraan Pemilu 2024 akan segera dimulai. Para bakal calon presiden maupun calon wakil presiden telah memasuki babak penetapan nomor paslon. Mereka telah menjabarkan visi dan misi yang diusung jika dapat memenangkan kontestasi politik 2024 ini.
Namun, publik pun semakin terhimpit waktu untuk menentukan siapa paslon yang cocok untuk dipilih. Terutama paslon yang pro terhadap persoalan iklim dan lingkungan.
Isu iklim dan lingkungan harus menjadi prioritas utama para paslon. Atensi dan kebijakan yang akan diberikan pun harus penuh. Hal ini dikarenakan beberapa alasan penting.
Alasan pertama, ongkos krisis iklim itu sangat mahal. Melansir laman green peace Indonesia, kerugian bencana sendiri bisa mencapai Rp106 triliun. Sedangkan total mitigasi bencana iklim bisa mencapai Rp4 triliun per tahunnya.
Sementara itu, ketika suhu bumi mencapai 4C, kerugian negara bisa mencapai 19% penurunan PDB negara.
Alasan lainnya, seperempat dari ekonomi Indonesia memiliki intensitas karbon tinggi, dimana pertambangan sebanyak 14,07%, pertanian 9,22%, perikanan 2,58%, dan kehutanan 0,6%. Dan lebih dari 50% ekspor utama Indonesia adalah komoditas berbasis sumber daya alam.
Dari alasan-alasan yang ada, para paslon harus benar-benar memikirkan isu ini. Karena dampak krisis iklim sudah sangat dirasakan. Para pemilih pun harus cerdas memilih figur yang pas untuk memikirkan solusi terhadap bencana krisis iklim.
Para paslon harus bisa menyodorkan langkah strategis untuk mengatensi permasalahan sektor hutan dan lahan, termasuk menjamin dan melindungi keterlibatan masyarakat adat dalam melindungi dan menjaga kelestarian hutan.