Lombokvibes.com, Mataram – Kisah Raden Jayengrane dan Raden Umar Maye dari Wayang Sasak akan kembali mengudara ke panggung dunia. Sekolah Pedalangan Wayang Sasak (SPWS) membawa pertunjukan berjudul “Benih Perdamaian dari Timur” ke Korea Selatan pada 21–25 September 2025.
Pertunjukan ini mengisahkan Umar Maye yang berbekal Kembang Dangar, berkelana mencari obat bagi perdamaian dunia. Perjalanan suci itu membawanya ke Bukit Sakral di Korea, tempat ia bertemu Raja Dangun yang membawa bunga Mugunghwa. Penyatuan kedua bunga melahirkan Bibit Bunga Perdamaian yang kemudian disebarkan ke seluruh dunia oleh dua tokoh wayang botol, Wa dan Tol.
Kehadiran SPWS di Korea bukan sekadar untuk pementasan. Lembaga ini diundang oleh The Center for Intangible Culture Studies (CICS) sekaligus menerima penghargaan Jeonju International Awards for Promoting Intangible Cultural Heritage (JIAPICH) 2025. SPWS menjadi salah satu dari tiga lembaga dunia yang terpilih tahun ini.
Penghargaan JIAPICH menjadi torehan kedua bagi SPWS sejak berdiri pada 2015. Tahun lalu, lembaga ini juga mendapat apresiasi serupa dari CRIHAP di Tiongkok.
Dalang senior sekaligus Kepala SPWS, H. Safwan, menyebut pencapaian ini sebagai wujud syukur.
“Perasaan yang paling utama adalah kebanggaan dan rasa syukur kepada Allah, karena wayang Sasak tidak lagi sekadar jadi hiburan di lingkungannya. Semoga ada yang lebih peduli lagi dari generasi ke generasi, agar terus lestari,” ujarnya.
Menurut tim SPWS, penghargaan ini dipersembahkan untuk para pendahulu, dalang senior, dan pegiat seni pedalangan yang telah menjaga kelestarian tradisi hingga hari ini. Sekaligus menjadi motivasi bagi generasi muda agar terus mencintai seni tradisi sebagai akar budaya.
“Ini kabar baik bagi semua pihak yang selama ini ikut mengupayakan pelestarian Wayang Sasak, terutama para dalang yang setia menjaga tradisi hingga hari ini. Juga bagi generasi muda yang masih mau mencintai seni tradisinya,” ujarnya.
Adapun tim SPWS yang berangkat ke Korea terdiri dari Fitri Rachmawati (pendiri SPWS), Abdul Latief Apriaman (Ketua Yayasan Pedalangan Wayang Sasak), H. Safwan (Dalang senior, Kepala SPWS), Wahyu Kurnia (Tim Kreatif, Litbang SPWS), dan Alamsyah (Tim Kreatif SPWS).