Memerangi krisis iklim melalui masjid bagi umat muslim

Lombokvibes.com, Mataram- Terlepas dari aliran agama dan kepercayaan yang dianut, setiap manusia bertanggung jawab untuk memerangi krisis iklim. Baik dengan cara mengurangi daya konsumerisme, meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan,
membuat gerakan kecil untuk melakukan penanaman pohon, atau mengurangi penggunaan sampah plastik.

Setiap individu bertanggung jawab memiliki pemikiran yang baik dan tindakan yang baik sebagai upaya untuk menyelematkan bumi. Namun, hanya sedikit saja yang paham akan gerakan hijau ini. Terutama masyarakat islam yang menjadi mayoritas penduduk di Indonesia.

Di Pulau Lombok, NTB, sangat terkenal dengan julukan pulau seribu masjid. Hal ini dikarenakan setiap penjuru, setiap tempat, terdapat masjid yang memiliki ragam ukuran dan rupa. Hal ini juga menunjukkan betapa mayoritas penduduk di pulau ini adalah umat muslim. Namun, tak banyak yang kita jumpai ikut andil dalam gerakan hijau untuk memerangi krisis iklim.

Padahal, masjid, bisa menjadi salah satu media, jalan untuk melakukan aksi tersebut. Hal ini bisa dilakukan melalui solarisasi, atau penggunaan panel surya untuk kebutuhan daya listrik di setiap masjid.

Sebagai contohnya adalah Masjid Istiqlal yang berada di Jakarta Pusat. Masjid ini menjadi salah satu masjid yang mengusung konsep bangunan hijau atau green building. Masjid ini menggunakan panel surya untuk menjadi pemasok utama kebutuhan listriknya.

Masjid istiqlal memiliki 504 modul solar dengan kapasitas masing-masing 325 wat peak (WP) seperti yang terkutip dari laman sosial media Green Peace Indonesia.

Selain masjid Istiqlal, ada juga masjid Al Muharram di Bantul. Masjid ini juga menerapkan konsep green building yang memiliki 8 modul panel surya.

Kedua masjid ini bisa dicontoh untuk masjid-masjid di Indonesia agar lebih hemat energi dan sebagai salah satu langkah untuk memerangi krisis iklim yang kian berdampak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *