De Galih Mulyadi, sosok penulis di balik gemilangnya dunia teater di Lombok Utara

Property of Lombokvibes.com
Property of Lombokvibes.com

Lombokvibes.com, Lombok Utara– Siapa yang tak kenal dengan nama Teater Bintang? Grup teater pelajar dari SMAN 1 Gangga ini selalu menggemparkan dengan capaian prestasi yang membanggakan. Teranyar, Teater Bintang berhasil menjadi juara pada Festival Teater Pelajar se-NTB 2024 kemarin.

Suksesnya penampilan sebuah grup teater bergantung pada naskah cerita yang dikemas oleh penulis. Terlebih, penulis ini juga memainkan peran sebagai sutradara atau dalang yang mengatur aktor, blocking, mengarahkan konsep artistik dan lain sebagainya. 

Peran-peran itulah yang dilakoni oleh De Galih Mulyadi, sosok di balik suksesnya setiap pementasan teater di Lombok Utara: sebagai penulis naskah dan sutradara pementasan.

“Alhamdulillah beberapa capaian teman-teman teater bintang cukup membanggakan,” ujar pria yang akrab disapa Kak Mul itu, kemarin.

bb8b07d6-e131-423d-99c7-6006ddd24ff9
(Foto: Sanggar Anak Gunung Lombok Utara/dok.lombokvibes)

Pria kelahiran 1 September 1988 itu juga menggagas Sanggar Anak Gunung (SAG) di Lombok Utara, tempat di mana anak-anak yang sekolah maupun yang telah putus sekolah belajar hal-hal kreatif, termasuk dunia teater.

“Saya sangat berharap agar sanggar ini bisa jadi tempat belajar yang seru,” sebut pria yang juga seorang guru di SMPN 4 Gangga itu dengan dengan penuh semangat.

Selain menjadi pembina di Teater Bintang dan Sanggar Anak Gunung, De Galih Mulyadi juga mendedikasikan diri untuk dunia teater melalui karya-karya naskahnya. Banyak grup teater memakai naskah karyanya untuk pentas drama, bahkan permintaan izin penggunaan naskah karyanya datang dari Bima.

“Teman-teman banyak yang meminta izin, makanya tahu,” ujarnya.

Lika-liku menghidupkan teater di Lombok Utara: mulai sendirian dan penuh tantangan

f3190b54-0666-4ec8-8a6b-be4fe4adeffd
(Foto: De Galih Mulyadi bersama anak-anak teater/dok.lombokvibes)

Menekuni dunia teater sejak 2006 di Teater Putih FKIP Universitas Mataram, De Galih Mulyadi menyadari bahwa dunia teater tak hanya sekadar hobby, melainkan panggilan jiwa. Setelah lulus kuliah, ia berusaha menghidupkan teater di tanah kelahirannya.

Mencoba menumbuhkan teater di Lombok Utara 11 tahun yang lalu, tepatnya pada 2014 silam dengan kondisi ilmu pengetahuan serta teknologi yang belum berkembang seperti saat ini, bukanlah hal yang mudah. 

Merasa sendiri dan penuh tantangan, De Galih Mulyadi konsisten menulis naskah drama sembari menulis cerita pendek (Cerpen).

“Ya meski tidak konsisten menulis cerpen, saya mencoba untuk terus berkarya,” kata penulis buku Bilai (2024) itu.

Dunia teater di Lombok Utara masih bisa dikatakan awam untuk kalangan masyarakat luas. Namun, De Galih Mulyadi yakin bahwa melalui karya dan dedikasinya, ia bisa memberikan manfaat bagi masyarakat luas, khususnya bagi anak-anak di Lombok Utara.

Hal itulah juga yang menjadi alasan ia mendirikan Sanggar Anak Gunung. Berbekal cinta dan panggung sumbangan kerabat dari Yogyakarta, ia nekad menyewa tanah per tahun sebagai tempat untuk kegiatan Sanggar ini.

“Sanggar ini lah yang membesarkan jiwa kami untuk terus semangat berproses,” tandasnya. (*)

< a title=" milad bima 2025" target="_blank">

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *