Lombokvibes.com, Lombok Utara– Kabupaten Lombok Utara (KLU) memiliki beragam daya tarik wisata, mulai dari pegunungan hingga bahari. Sektor pariwisata ini bahkan menjadi penyumbang pendapatan asli daerah (PAD) terbesar bagi KLU. Salah satunya, wisata Gili Trawangan, Meno dan Air (Tramena) yang sudah mendunia.
Meski begitu, ke depannya Pemda KLU diharapkan tidak melulu mengandalkan sumber PAD dari pariwisata. Sebab masih ada beberapa sektor lainnya yang memiliki potensi PAD yang cukup menjanjikan.
”Kami berharap di sektor lain kita bisa manfaatkan, agar PAD kita tidak hanya bergantung kepada pariwisata,” kata Ketua DPRD KLU Agus Jasmani, Kamis (5/12).
Agus menjelaskan, KLU memiliki sektor pertanian yang sangat potensial. Jika sumber daya pada sektor ini bisa dimaksimalkan, bisa menjadi sumber pemasukan ke daerah. Terlebih ada banyak komoditi unggulan yang juga merupakan produk ekspor.
“Seperti kopi, cokelat, cengkeh, dan lain sebagainya,” sambungnya.
Menurut Agus, saat ini ada juga beberapa kelompok tani yang diberikan hak garap lahan hutan oleh pemerintah pusat. Ini tidak hanya memberikan kesejahteraan kepada mereka sendiri, tetapi juga potensial menjadi penyumbang PAD.
”Kedepan ini harus bisa kita manfaatkan juga,” katanya.
DPRD mendorong pemerintah daerah agar menangkap peluang pemasukan dari sektor pertanian. Kemudian yang tak kalah penting juga, perlu ada intervensi pemerintah dalam menyediakan pasar bagi komoditas pertanian.
”Kami akan mendorong pemerintah supaya ke depan sektor pertanian ini lebih diperhatikan,” tuturnya.
Lebih lanjut Agus mengatakan, pangsa pasar menjadi salah masalah yang dihadapi petani. Sebab, petani kerap kebingungan ketika harus menjual ke mana hasil panennya.
”Habis panen jual bebas. Ini kan permainan yang dilakukan pengusaha. Alangkah lebih baik pemerintah menyiapkan pasar untuk menampung hasil bumi masyarakat,” terangnya.
Kepala Bapenda KLU Ainal Yakin mengatakan, setiap tahun PAD KLU terus meningkat. Selama ini, sektor yang paling dominan menyumbang pemasukan bagi daerah adalah sektor pariwisata.
”Ini merupakan keniscayaan, seiring dengan perkembangan pariwisata,” katanya.
Pada tahun 2023, target PAD Rp 175 miliar. Tetapi realisasinya 136 persen. Kemudian tahun ini, capaian PAD sudah melebihi Rp 200 miliar. ”Maka harus dan wajib pariwisata ini kondusif, sehingga wistawan kita tidak takut berkunjung,” tandasnya.