Lombokvibes.com, Mataram– Stunting atau kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kurangnya asupan gizi menjadi PR besar bagi orang tua, keluarga, petugas kesehatan, para kader posyandu, dan pemerintah.
Pemerintah provinsi NTB sendiri, terus melakukan upaya agar angka stunting di NTB terus turun. Salah satunya melalui program posyandu keluarga yang telah lama dicanangkan oleh Gubernur NTB Dr.Zulkifliemnasyah dan Wakil Gubernur NTB Dr Ir Hj Sitti Rohmi Djalillah.
Ditekankan oleh Wagub NTB, faktor lingkungan sendiri sangat memengaruhi turunnya angka stunting.
“Terutama air bersih dan pola hidup sehat agar stunting bisa hilang dan resiko penyakit berkurang” ujar Wagub Umi Rohmi saat rangkaian kunjungan di Posyandu Keluarga Mawar di lingkungan Pande Besi II, Karang Pule, Kecamatan Sekarbela, Senin (08/05).
Program Bhakti Stunting Pemprov NTB yang melibatkan seluruh pihak di daerah binaan penurunan stunting masing masing, harus didukung dengan penguatan faktor lingkungan selain intervensi dengan gerakan pemberian protein hewani (telur) bagi penderita stunting.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram, Rusman Hadi mengatakan, tipikal lingkungan perkotaan yang padat adalah tantangan tersendiri.
“Tapi khusus air bersih, lingkungan yang tidak layak air tanahnya didorong menggunakan air PDAM”, jelasnya.
Selain pengelolaan limbah rumah tangga dan industri, Pemkot juga telah memetakan lingkungan binaan stunting mendukung program Pemprov NTB dengan pemberian protein hewani (telur) setiap bulannya.
Kota Mataram periode Agustus 2022 sampai tahun ini menurunkan angka stunting dari 17,1 menjadi 15,66 persen. (*)