Masyarakat NTB banggalah menggunakan Bahasa Ibu: Sasak, Samawa, Mbojo

Lombokvibes.com, Mataram– Bahasa Sasak, Samawa, dan Mbojo sebagai bahasa ibu masyarakat Nusa Tenggara Barat harus digunakan dengan penuh kebanggaan dalam aktivitas sehari-hari maupun formal.

“Bahasa daerah merupakan milik kita. Jika kita memiliki rasa bangga dan memiliki, maka kita juga bertanggung jawab untuk melestarikannya dengan menggunakan bahasa ibu,” ungkap Sekretaris Daerah, Drs HL Gita Ariadi, MSi, saat membuka Festival Tunas Bahasa Ibu 2024 di Hotel Lombok Raya Mataram, Rabu (30/10/2024).

Miq Gita menjelaskan bahwa bahasa, sebagai bagian dari budaya, menghadapi tekanan dan bersaing dengan budaya lain dalam pergaulan modern dan global. Terlebih, di era teknologi dan globalisasi, jika tidak digunakan dalam kehidupan sehari-hari, bahasa tersebut dapat punah.

Pemerintah provinsi mendukung pelestarian bahasa daerah melalui Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2020 tentang pengembangan, pembinaan, dan perlindungan sastra serta bahasa daerah, dan Perda Nomor 16 Tahun 2021 tentang Pemajuan Kebudayaan.

Pemprov juga memberikan apresiasi kepada Balai Bahasa NTB yang terus melibatkan siswa dalam pembinaan melalui festival bahasa dan sastra.

Hafidz Muhsin, Sekretaris Badan Pengembangan Bahasa Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, menekankan bahwa program revitalisasi bahasa daerah melalui kegiatan festival ini adalah komitmen dari pemerintah provinsi dan kabupaten/kota untuk melestarikan bahasa ibu.

“Saat ini terdapat 718 bahasa daerah, beberapa di antaranya hampir punah dan hilang karena kurangnya penutur dan tidak diwariskan ke generasi berikutnya,” kata Hafiz.

Pemerintah pusat juga memiliki program terkait pemberdayaan generasi muda melalui manajemen talenta nasional untuk menemukan potensi-talenta muda di bidang bahasa dan sastra demi mencapai Indonesia Emas 2045.

Ia mengajak anak-anak untuk mencintai bahasa ibu mereka dan mendorong sekolah serta mitra lainnya untuk terus meningkatkan kemampuan berbahasa ibu dan sastra melalui berbagai inovasi kegiatan.

Sementara itu, Kepala Balai Bahasa NTB, Dr. Puji Retno Hardiningtyas, berharap Festival Bahasa Ibu yang digelar sejak 2022 dapat terus menjaga eksistensi bahasa ibu melalui pembelajaran, pengembangan, dan penggunaannya.

Festival tahun ini melibatkan 320 peserta dari seluruh NTB dan mengadakan lomba berdasarkan tujuh kriteria, termasuk membaca dan menulis puisi, komedi tunggal dalam bahasa ibu, menulis aksara Sasak, Samawa, Mbojo, pidato, tembang, dan menulis cerpen.

“Lomba ini ditujukan untuk siswa SD dan SMP, dan pemenangnya akan berpartisipasi dalam festival nasional, serta mendapatkan hadiah uang dan penghargaan,” jelasnya.

Festival berlangsung selama tiga hari dari 30 Oktober hingga 1 November dan diikuti oleh perwakilan siswa dari seluruh kabupaten/kota, kecuali Dompu dan Lombok Utara, yang diinisiasi oleh guru master bahasa daerah di masing-masing sekolah.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *