Lombokvibes.com, Lombok Utara– Krisis air bersih di Pulau Gili Trawangan masih menjadi persoalan. Sudah hitungan bulan, distribusi air bersih ke primadona wisata Lombok Utara itu macet total. Imbasnya, pelaku wisata di tempat itu mengalami kerugian yang cukup signifikan.
Ketua Gili Hotel Association (GHA) Lalu Kusnawan menyebutkan, pelaku wisata di Gili paling sedikit mengalami kerugian Rp8 miliar lebih per harinya hanya untuk membeli air mineral.
Kusnawan menyebutkan, angka 8 miliar itu belum termasuk dari operasional seperti boat, resto, serta book hotel yang dibatalkan oleh tamu.
“Air galon isi ulang aja sudah susah dicari. Sudah habis, beberapa hotel kemarin beli di Mataram. 3,5jt kalikan 2500, berapa sudah itu. Di luar boat, resto, lho itu ya,” ujar Kusnawan, Senin (24/6/2024).
Pembelian air bersih dengan cara membeli air mineral kemasan ini dikatakan Kusnawan, merupakan usaha pelaku wisata di Gili untuk mempertahankan kualitas servis hotel di Gili sebagai wisata bertaraf internasional.
Hal ini, kata dia, seharusnya menjadi atensi Pemda KLU agar segera memberikan solusi yang konkrit untuk mengatasi krisis air di Gili Trawangan dan Meno. Mengingat, Pulau Gili merupakan destinasi super prioritas yang harus dijaga ratingnya di mata dunia.
“Ini urgensi. Kita ga ngancam lho ya!. Tapi bagaimana kita sama-sama mengamankan bisnis kita kedepannya, menjaga lingkungan,” tegas dia.
Sementara, Pemda KLU melalui DPRD KLU menyebutkan akan melakukan rapat internal terkait hal ini, mengingat sudah tiga hari pasca perjanjian untuk mengalirkan air Pulau Gili.
Nanti Dirut PDAM akan berkomunikasi dan bersurat dengan PT TCN, dan kami juga akan pelajari nota kesepakatan kerjasamanya bagaimana,” ujar Artadi, Ketua DPRD KLU.