Ramai penyakit Denggong di Lombok Timur, apakah menular? Begini penjelasannya

Lombokvibes.com, Lombok Timur- Sebuah akun fanspage Facebook HAI Lotim memuat unggahan mengenai maraknya warga yang terkena sakit denggong atau Gondongan. Penyakit itu dikatakan apakah menular atau tidak?

Dari pantauan, unggahan HAI LOTIM itu telah ditanggapi beragam komentar netizen. Beberapa akun menjawab dengan tegas bahwa penyakit denggong atau gondongan itu adalah penyakit menular. Sebenarnya, denggong atau gondongan itu sakit jenis apa sehingga menular?

(Foto: Tangkapan layar denggong pada anak/Facebook: Hai lotim)

Gondongan adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus pada kelenjar parotis. Kelenjar yang letaknya di bawah telinga ini berfungsi memproduksi air liur. 

Melansir halodoc, virus yang menginfeksi kelenjar parotis ini bernama paramyxovirus. Ketika virus ini masuk ke dalam saluran pernapasan (melalui hidung, mulut, atau tenggorokan), virus jahat ini akan menetap dan berkembang biak.

Paramyxovirus ini dapat menular dengan sangat cepat. Masa-masa rawan penularannya yaitu beberapa hari sebelum kelenjar parotis pengidapnya membengkak, sampai lima hari setelah pembengkakan muncul.

Lalu, bagaimana cara penularan gondongan?

Pada kebanyakan kasus, penyakit yang dialami anak-anak ini biasanya menyebar melalui percikan ludah dari pengidapnya. Misalnya, ketika batuk dan bersin. Biasanya, penyakit ini juga menular tak ubahnya ketika kita sedang pilek atau flu.

Nah, berikut ini cara penularan gondongan lainnya: 

  • Melakukan kontak langsung dengan pengidapnya, seperti berciuman.
  • Menyentuh wajah setelah menggunakan atau menyentuh benda-benda yang sudah terkontaminasi virus. 
  • Berbagai alat makan dan minum dengan pengidapnya. 

Namun, ada beberapa cara agar terhindar dari penyakit ini:

  • Menghindari kontak langsung dengan pengidapnya.
  • Mencuci tangan dengan sabun secara teratur.
  • Menggunakan dan membuang tisu saat bersin.
  • Tetap di rumah (tidak sekolah atau bekerja) setidaknya lima hari setelah gejala pertama kali berkembang

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *