Lombokvibes.com, Jakarta– Beredar sebuah postingan di media sosial menyebut bahwa salah media Tempo membuat laporan soal agenda persatuan komunis Tiongkok.
Unggahan tersebut juga menyertakan animasi wajah Presiden Joko Widodo, dilengkapi dengan keterangan “Berita Tempo” di bagian atas dan “Awas Bahaya Komunis” di bagian bawah video.
Pada video tersebut, ada suara narator yang menjabarkan apa saja yang dimaksud dengan agenda persatuan komunis Tiongkok.
“Dia misalnya mengatakan begini. Agenda persatuan komunis Cina, pusat RRC, negara RI, satu, katanya, memiskinkan pribumi dengan sistem. Dua, jauhkan umat Islam dari ajaran agamanya. Tiga, campur adukkan ajaran agama. Empat, benturkan, adu domba sesama pribumi. Lima, rusak generasi muda dengan narkoba. Enam, racuni pribumi dengan melalui podcast, produk sachet, kemasan siap saji. Tujuh, sesatkan pribumi melalui media. Delapan, sesatkan wanita dengan uang dan seks bebas,” begitu bunyi nukilan dari narasi audionya.
Unggahan tersebut ditemukan di berbagai media sosial. Tirto menemukan di Facebook dari unggahan akun “Neng Nafiza” (arsip), “Ariadi Msi” (arsip), “Irfan Bakti” (arsip), dan “Rahmeynisari Tarigan” (arsip). Sementara di platform lain, di TikTok dan YouTube juga ditemukan konten dengan narasi serupa.
Konten-konten tersebut memang tidak banyak menarik perhatian dan penonton, namun dapat merusak kredibilitas Tempo sebagai salah satu media nasional.
Lalu, bagaimana faktanya?
HASIL CEK FAKTA
Pada Rabu (10/7/2024), Tempo mengeluarkan pernyataan yang membantah klaim yang beredar di media sosial tersebut. Pemimpin Redaksi Majalah Tempo, Setri Yasra, menjelaskan kalau pihaknya tidak pernah menerbitkan informasi mengenai agenda persatuan komunis yang beredar di media sosial tersebut.
“Ini hoaks dibuat orang jahat dengan menggunakan nama Tempo (yang) semakin tidak bermutu, dan mendekati brutal. Tempo tidak pernah mengeluarkan liputan, artikel, opini, ceramah dan penelitian soal tersebut,” kata Setri melalui pesan, Selasa, 9 Juli 2024.
Dia juga menyebut kalau penyebaran hoaks yang mencatut nama Tempo tersebut adalah fitnah yang mengganggu kerja-kerja jurnalistik Tempo. Klaim ini juga berpotensi merusak kredibilitas Tempo.
Video yang tersebar di berbagai platform media tersebut terlihat memiliki watermark, yang menunjukkan unggahan berasal dari akun TikTok akun “amir_syaiful”. Pencarian Tirto menunjukkan akun tersebut telah hilang dari TikTok, namun, dalam artikel Tempo terdapat arsip konten tersebut.
Tirto juga sempat mencari informasi dari transkrip isi informasi yang dibacakan narator. Namun, tidak ditemukan sumber yang kredibel yang dapat membuktikan keabsahan informasi tersebut.
Malah, terdapat artikel bantahan dari Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang menyebut isu serupa sempat dibuat pada tahun 2021 lalu. Kala itu, beredar narasi “Agenda Persatuan Komunis Chung Kuo Internasional Pusat RRC” yang mencatut media Solopos. Konten tersebut menyebar di aplikasi pesan WhatsApp.
Isi pesan yang dibacakan narator pada video yang tersebar di media sosial baru-baru ini, sama dengan konten yang beredar di WhatsApp pada tahun 2021 tersebut. Konten tersebut juga telah mendapat cap hoaks dari Kominfo.
Kami juga melakukan penelusuran gambar terbalik (reverse image search) terkait foto animasi Jokowi yang dipakai dalam konten. Hasil penelusuran menunjukkan, animasi tersebut sudah banyak dipakai di berbagai platform. Unggahan paling awal dari gambar animasi tersebut ditemukan dari akun Pinterest berikut pada tahun 2019.
KESIMPULAN
Hasil pemeriksaan fakta menunjukkan, unggahan di media sosial yang menyebut Tempo membuat laporan soal agenda persatuan komunis Tiongkok, bersifat salah dan menyesatkan (false & misleading).
Pihak Tempo telah membantah pernah membuat laporan tersebut. Hasil pencarian juga menunjukkan konten serupa sempat tersebar dan mencatut Solopos pada tahun 2021. Kala itu Kominfo telah memberi cap hoaks terhadap informasi tersebut.
Rujukan
https://www.facebook.com/neng.nafiza.58/posts/26698613216392472/