Lombok Utara komit cegah stunting dan wasting pada anak

Lombokvibes.com, Lombok Utara– Menjadi satu-satunya kabupaten yang masih dalam kategori kabupaten tertinggal, Kabupaten Lombok Utara (KLU) berkomitmen untuk mencegah stunting dan balita wasting (kekurangan gizi akut).

Sebagai bentuk komitmen, KLU didukung UNICEF bersama Sobat menggelar Lokakarya Pembelajaran Pemodelan Kader Posyandu Peduli Wasting di Lombok Utara di Aula Kantor Bupati (20/3).

Kegiatan lokakarya partisipatif bersama kader posyandu yang diselenggarakan selama dua hari, yakni dari tanggal 18 dan 20 Maret ini diikuti oleh 50 kader dari 10 posyandu wilayah tiga puskesmas yakni Pemenang, Tanjung, dan Gangga.

Workshop pada hari kedua ini dihadiri oleh Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto R, ST. M.Eng, serta dihadiri juga oleh Perwakilan Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI dr. Rifani, Nutrition Offincer UNICEF Perwakilan NTT dan NTB Ha’i Raga Lawa, Nutrition Specialist UNICEF Blandina Rosalina Bait, Kadis Kesehatan KLU dr. H. Abdul Kadir, Sobat NTB, serta para pemangku kepentingan tingkat provinsi hingga desa.

Dalam laporannya UNICEF Perwakilan NTB dan NTT Ha’i Ragalawa menyampaikan, sebagai upaya mendukung pencegahan dan tata laksana balita wasting di Provinsi NTB khususnya KLU, Pemerintah Provinsi NTB dengan dukungan UNICEF mengimplementasikan pendekatan Pengelolaan Gizi Buruk Terintegrasi (PGBT) sejak tahun 2019 lalu.

Salah satu kunci keberhasilan upaya pencegahan dan tata laksana balita wasting adalah keterlibatan aktif semua masyarakat, seperti kader posyandu, keluarga, guru PAUD, aparat desa/kelurahan, dan tokoh agama/masyarakat, dalam melakukan deteksi dini, rujukan balita berisiko dan memberikan pendampingan bagi keluarga balita gizi buruk baik selama perawatan dan setelah sembuh agar tidak jatuh ke gizi buruk lagi.

“Pembelajaran dari pemodelan ini, UNICEF bekerja sama dengan Pemda KLU, Pemprov NTB dan SOBAT yang berfokus pada kader posyandu dengan harapan dapat membangun komitmen seluruh pemangku kepentingan dalam mendukung Kader Posyandu Peduli Wasting serta memiliki keberlanjutan,” tuturnya.

(Foto: Pelatihan kader posyandu di KLU didukung oleh UNICEF/dok.humas klu)

Kegiatan lokakarya partisipatif bersama kader posyandu pada tanggal 18 kemarin menghasilkan kesepakatan yang berdampak dirasakan oleh kader selama pemodelan dan akan dibagikan kepada seluruh peserta di workshop hari dihari yang kedua.

“Terimakasih pada Pemda KLU, semoga kegiatan ini mampu mebawa manfaat bagi seluruh balita di Lombok Utara dan mempu membantu program pemerintah dalam upaya percepatan penurunan stunting dan wasting,” tutupnya.

Sementara itu, Wabup Danny menyampaikan, sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa Indonesia menghadapi tiga beban masalah gizi, yaitu gizi kurang, gizi lebih dan kekurangan zat gizi mikro, gizi kurang meliputi wasting (kekurangan gizi akut) yang mencakup gizi kurang dan gizi buruk dan stunting (kekurangan gizi kronis).

“Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 menuju prevensi balita wasting di Indonesia meningkat dari 7,1 persen menjadi 8,7 persen,” ujarnya.

Dengan kerja sama UNICEF dengan Pemprov NTB serta Pemda menjadi upaya dalal melaksanakan pemodelan kader posyandu wasting, untuk memperkuat peran kader posyandu melalui pencegahan wasting deteksi denim rujukan, pendampingan pada keluarga, anak gizi buruk yang menjalani sebelum dan pasca perawatan.

“Pembangunan SDM menjadi tugas berat kita bersama yang tidak dapat dilihat dalam waktu dekat, namun akan terlihat untuk masa depan Lombok Utara,” kata dia lagi.

Danny juga menekankan, perlu adanya kolaborasi antara semua pihak dalam memastikan anak-anak Lombok Utara mendapatkan pendidikan, kesehatan dan tumbuh kembang yang lebih baik, untuk menjadikan KLU menjadi Kabupaten yang mampu berdaya saing.

“Pesan saya agar semua pihak dapat mengikuti kegiatan ini dengan baik dan seksama karena melalui kegiatan lokakarya ini kita dapat berbagi informasi tentang pembelajaran implementasi pemodelan kader posyandu peduli wasting serta pembangunan pemahaman dan komitmen bersama seluruh pemangku kepentingan tentang pentingnya implementasi kader posyandu peduli
wasting,” ucapnya.

Sementara, Perwakilan Direktorat Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kemenkes RI dr. Rifani menuturkan, Lokakarya Pembelajaran Pemodelan kader posyandu peduli wasting sebagai kesempatan untuk saling bertukar pikiran dan apa yang ditemukan di lapangan sebagai bahan revisi Kemenkes terkait dengan wasting.

“Permodelan kader peduli wasting ini merupakan yang pertama kali dilaksanakan karena kader memiliki fungsi yang kuat dalam program perceptan penurunan angka stunting dan wasting,” ujarnya.

Lanjut kata dr. Rifani, bahwa sebagai upaya penurunan wasting, Kemenkes akan melakukan kunjungan pada posyandu dan Puskesmas melihat langsung praktek dari kegiatan yang dilakukan oleh UNICEF sebagai bahan pelaporan dan masukan bagi Kemenkes serta dapat diadaptasi lebih lanjut.

“Masalah wasting perlu menjadi perhatian karena sejak tahun 2021 dari 7,5 persen menjadi 8,7 persen pada tahun 2022 untuk itu kami berharap kegiatan ini mampu membantu dalam percepatan penurunan angka stunting dan wasting,” tuturnya.(*)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *