Lombokvibes.com, Mataram – Perekonomian Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalami pertumbuhan sebesar 5,30 persen pada tahun 2024 dibandingkan tahun sebelumnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) NTB, sektor pertambangan dan penggalian menjadi penyumbang pertumbuhan tertinggi dengan kenaikan 11,66 persen, sementara dari sisi pengeluaran, pertumbuhan terbesar terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga Nonprofit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) sebesar 11,26 persen.
Kepala BPS NTB, Drs. Wahyudin, dalam rilis berita resmi di Aula Tambora BPS NTB menyampaikan bahwa meskipun secara tahunan ekonomi NTB tumbuh positif, ada beberapa sektor yang masih mengalami kontraksi. Pada triwulan IV-2024, ekonomi NTB mengalami penurunan sebesar 4,97 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.
Dari sisi produksi, industri pengolahan mengalami kontraksi terdalam sebesar 15,96 persen. Sementara dari sisi pengeluaran, komponen ekspor barang dan jasa mengalami penurunan tertinggi sebesar 40,61 persen. Jika dibandingkan dengan triwulan IV-2023, ekonomi NTB juga mengalami kontraksi sebesar 0,50 persen, terutama disebabkan oleh penurunan sektor pertambangan dan penggalian yang turun 16,84 persen serta ekspor barang dan jasa yang turun 41,43 persen.
Perekonomian NTB berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada triwulan IV-2024 atas dasar harga berlaku mencapai Rp44,84 triliun, sementara atas dasar harga konstan 2010 tercatat sebesar Rp26,73 triliun.
Kepala Biro Ekonomi Setda NTB, Drs. H. Lalu Wirajaya Kusuma, menekankan bahwa sektor pertanian tetap menjadi salah satu pilar utama ekonomi daerah dengan kontribusi sekitar 20 persen terhadap pertumbuhan ekonomi NTB.
“Kolaborasi yang kuat sangat dibutuhkan untuk menjaga stabilitas produksi pertanian agar terus berkontribusi bagi perekonomian NTB,” ujarnya.
Dengan adanya pertumbuhan ekonomi yang cukup baik di tahun 2024, pemerintah daerah diharapkan dapat terus mendorong kebijakan yang mendukung stabilitas sektor unggulan serta meningkatkan daya saing industri di NTB.