Lombokvibes.com, Lombok Utara – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Lombok Utara menggelar sosialisasi partisipatif dengan mengundang organisasi kepemudaan mahasiswa, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), hingga pemerhati adat budaya, Minggu (9/6/2024).
Sosialisasi tersebut membahas mengenai edukasi pelanggaran pada Pemilukada. Hal ini dilakukan mengingat rentannya pelanggaran yang berujung pada kasus Pidana.
Komisioner Bawaslu Lombok Utara Ria Sukandi, menyebut, sosialisasi partisipatif ini diharapkan muncul kesadaran bersama terhadap fungsi pengawasan. Sebab di jajaran penyelenggara pun sifatnya terbatas, kemudian tidak ansih parsial fungsi pengawasan menjadi tanggungjawab Bawaslu semata.
“Karena goal yang akan dicapai dalam pesta demokrasi nanti yaitu terwujudnya keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat,” ujar Ria Sukandi.
Dijelaskannya, berbagai isu dibedah mulai dari money politik, isu sara, pelanggaran administratif dan lain sebagainya. Peserta yang diundang kemudian diharapkan mampu untuk menyampaikan hal ini kepada teman, saudara maupun kerabat untuk bisa bersama sadar akan pentingnya menghindari pelanggaran tersebut.
Pasalnya, indeks tingkat kerawanan menjelang pilkada yang akan diselenggarakan pada 27 November 2024 mendatang dianggap pria yang akrab disapa Andi itu, berbeda dari gelaran pilkada sebelumnya.
“Kalau kita mengacu pada indeks kerawanan maka penyempitan rawan pasti terjadi berbeda konsentrasi kemarin (pileg) maka ini menjadi penting sebagai tugas kita bersama,” jelasnya.
“Seperti pada pilkada 2020 ada masyarakat kita di Bayan sampai terjerat pidana lantaran memilih dua kali, ini yang kita tidak ingin terulang kembali sehingga masyarakat harus diberikan edukasi,” imbuhnya.
Sementara itu, Peserta sosialisasi partisipatif Wiramaya Arnadi mengaku antusias dalam kegitan sosialisasi yang dilakukan Bawaslu Lombok Utara. Hal ini karena Pilkada mendatang merupakan momentum dalam memilih pemimpin yang berintegritas dan berkomitmen dalam membangun daerah, sehingga idealnya tidak harus disusupi dengan kampanye hitam oleh para calon-calon yang tidak bertanggungjawab.
“Sosialisasi ini perlu karena masih banyak masyarakat kita yang belum memahami. Maka kita mengajak nanti supaya memilih pemimpin yang betul betul loyal kepada masyarakat,” pungkasnya.