Lombokvibes.com, Lombok Utara– Menjadi salah satu tujuan wisata alternatif di Kota Tanjung, Dusun Kencong yang terletak di Desa Sokong, Kecamatan Tanjung, Kabupaten Lombok Utara, kini mulai mendapat perhatian serius dari Dinas Pariwisata setempat.
Kawasan yang berada di bawah perbukitan dengan udara sejuk ini dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata baru. Keindahan alam, kesejukan udara, serta lokasi strategis Dusun Kencong menjadi daya tarik utama yang membuatnya dilirik untuk menjadi tujuan wisata unggulan.
Alfian Zubair, Kepala Bidang (Kabid) Destinasi Wisata Kabupaten Lombok Utara (KLU), dalam pernyataannya menyebutkan bahwa Dusun Kencong memiliki banyak potensi yang bisa dikembangkan. Ia mengatakan bahwa lokasi geografis yang terletak di kaki bukit memberikan keunggulan alamiah berupa pemandangan hijau dan udara yang sejuk, ideal bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan suasana alami
Dusun Kencong tidak hanya menawarkan keindahan panorama pegunungan, tetapi juga potensi besar untuk ekowisata. Lokasi ini sangat cocok untuk dikembangkan menjadi tempat wisata berbasis alam dan budaya, di mana wisatawan dapat menikmati suasana pedesaan yang asri, kegiatan trekking di sekitar bukit, serta menikmati kehidupan sehari-hari masyarakat lokal yang masih sangat tradisional.
“Dusun ini memiliki suasana yang sejuk dan alam yang masih sangat asri. Ini adalah salah satu tempat yang memiliki keindahan yang alami dan belum banyak terjamah oleh wisatawan,” ujar Alfian Zubair, Senin (04/11/2024)
Ia menambahkan bahwa Dinas Pariwisata KLU sedang melakukan kajian lebih lanjut untuk melihat bagaimana potensi ini bisa dioptimalkan tanpa mengganggu kelestarian alam dan budaya setempat.
Selain pemandangan bukit yang memukau, Dusun Kencong juga dikenal dengan area persawahan yang luas dan subur. Wisatawan nantinya bisa diajak untuk merasakan pengalaman berbeda dengan terjun langsung ke kehidupan masyarakat tani, mulai dari menanam padi hingga menikmati hasil panen. Ini menjadi daya tarik tambahan yang semakin memperkaya potensi wisata di kawasan ini.
Alfian menjelaskan bahwa salah satu konsep yang sedang dipertimbangkan adalah pengembangan pariwisata berbasis ekologi dan budaya, atau yang lebih dikenal dengan istilah ekowisata. Konsep ini mengutamakan keseimbangan antara pariwisata dengan kelestarian alam dan budaya lokal. Dusun Kencong, dengan potensi alam dan kearifan lokal yang dimilikinya, dinilai sangat cocok untuk dikembangkan dengan konsep ini.
“Kami ingin mengembangkan pariwisata yang tidak hanya memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat, tetapi juga menjaga keberlanjutan alam dan budaya setempat. Dusun Kencong sangat potensial untuk dikembangkan sebagai destinasi ekowisata yang ramah lingkungan,” jelas Alfian.
Dengan pengembangan yang terencana, Dusun Kencong bisa menjadi contoh sukses dari pariwisata yang berkelanjutan, di mana wisatawan bisa menikmati keindahan alam tanpa merusak ekosistem yang ada.
Alfian juga menambahkan bahwa program-program pelatihan bagi masyarakat lokal akan menjadi salah satu langkah yang ditempuh agar mereka dapat terlibat langsung dalam kegiatan pariwisata ini.
Salah satu tantangan yang dihadapi dalam pengembangan Dusun Kencong sebagai destinasi wisata baru adalah kurangnya infrastruktur pendukung yang memadai. Akses jalan yang masih terbatas dan minimnya fasilitas umum seperti penginapan dan restoran menjadi hal yang harus diperbaiki agar wisatawan merasa nyaman berkunjung ke sana.
Namun, Dinas Pariwisata Lombok Utara menyatakan komitmennya untuk bekerja sama dengan pemerintah desa dan pihak terkait guna memperbaiki infrastruktur di Dusun Kencong. Pembangunan infrastruktur akan menjadi salah satu prioritas agar akses menuju dusun ini semakin mudah dan nyaman, sehingga dapat menarik lebih banyak wisatawan.
“Kami akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk membangun fasilitas dasar seperti jalan yang lebih baik dan pengembangan sarana penginapan. Selain itu, kami juga mendorong masyarakat untuk mulai mengembangkan homestay sehingga wisatawan bisa merasakan pengalaman tinggal bersama warga lokal,” pungkasnya.