Memasuki high season, kawasan konservasi Gili Meno, Trawangan, dan Air dipatroli secara ketat 

Property of Lombokvibes.com
Property of Lombokvibes.com

Lombokvibes.com, Lombok Utara – Memasuki musim liburan, kawasan konservasi laut Gili Matra yang meliputi Gili Trawangan, Gili Meno, dan Gili Air semakin dipadati wisatawan. Namun di balik geliat pariwisata, upaya menjaga kelestarian laut terus diperkuat oleh Balai Kawasan Konservasi Perairan Nasional (BKKPN) Kupang wilayah kerja Gili Matra.

  • 86ad8f15-ed35-4ec6-9020-f31e189a7cd0

Langkah konkret dilakukan lewat patroli intensif lima kali dalam seminggu, melibatkan instansi seperti PSDKP Benoa dan Polairud Polda NTB. Fokus utama pengawasan berada di zona-zona rawan pelanggaran, khususnya yang dekat dengan kawasan inti konservasi.

“Penguatan patroli ini adalah langkah nyata kami untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas wisata tetap berada dalam koridor konservasi yang ditetapkan,” ujar Martanina, Koordinator BKKPN Kupang wilayah Gili Matra, Selasa (1/7/2025).

Martanina menjelaskan, kawasan konservasi Gili Matra terbagi dalam beberapa zona, dari zona inti yang sepenuhnya steril dari aktivitas manusia, hingga zona pemanfaatan terbatas yang masih memungkinkan aktivitas wisata berkelanjutan seperti diving dan snorkeling.

Zona inti, yang menjadi pusat pertumbuhan terumbu karang, larva ikan, dan biota laut lainnya, mendapat perhatian khusus dalam pengawasan. Tidak ada toleransi bagi kegiatan pariwisata di area ini.

Patroli yang dilakukan tidak hanya bersifat rutin, tapi juga responsif terhadap laporan dari masyarakat dan pelaku wisata. Di saat bersamaan, pengawasan juga dijadikan sarana edukasi untuk membangun kesadaran akan pentingnya peran semua pihak dalam menjaga laut.

“Kami tidak hanya menindak, tapi juga mengajak. Pelaku wisata kami dorong jadi mitra konservasi yang aktif,” tambah Martanina.

BKKPN Kupang juga secara berkala memeriksa kepatuhan pelaku usaha terhadap zonasi dan prosedur operasional. Selain sebagai langkah pencegahan, ini juga bagian dari sistem pengawasan partisipatif yang terus dikembangkan bersama stakeholder lokal.

“Konservasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah. Kolaborasi dan partisipasi masyarakat adalah kunci keberhasilan menjaga Gili Matra tetap lestari,” pungkas Martanina.

Dengan pengawasan yang makin ketat dan pendekatan kolaboratif, Gili Matra diharapkan tetap menjadi destinasi wisata bahari unggulan yang tidak hanya indah, tapi juga berkelanjutan.

< a title=" milad bima 2025" target="_blank">

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *