Lombokvibes.com, Lombok Utara– Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Utara (Pemda KLU) menggelar kegiatan Clean Up Day di Gili Trawangan pada Jumat (2/2/2024).
Clean up day Gili Trawangan merupakan bentuk usaha Pemda menangani permasalahan sampah di Gili Trawangan yang menggunung.
Wakil Bupati Lombok Utara Danny Karter Febrianto Ridawan yang terjun langsung dalam kegiatan tersebut menyebut, kegiatan ini juga dalal rangka memperingati Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh pada tanggal 21 Februari mendatang.
Dikatakannya juga, persoalan sampah di Gili Trawangan sangat kompleks, terutama gunungan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) yang sudah ada selama puluhan tahun. Dia menekankan pentingnya melibatkan semua pihak, termasuk masyarakat, pengusaha, dan stakeholder terkait, untuk mencari solusi bersama.
“Kita butuh konsep penanganan sampah yang terarah dan terukur, karena itu sya harapkan peran semua pihak, baik itu pemerintah pusat, provinsi, dan kami di kabupaten untuk sama sama menccari formulasi yang tepat dalam penanganan sampah ini,” jelasnya.
Dengan fokus pada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, pengusaha, dan stakeholder terkait. Pemerintah Kabupaten Lombok Utara berkomitmen untuk terus berkoordinasi dan berkomunikasi intensif dengan semua pihak yang terlibat, agar permasalahan sampah di Tiga Gili, Gili Trawangan khususnya dapat segera teratasi.
“Hal ini harus segera kita carikan solusinya, guna menciptakan kenyamanan bagi wisatawan yang datang ke Gili Trawangan,” pungkasnya.
Di tempat yang sama, Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kawasan Pemukiman (DLHKP) Drs. Rusdianto, menjelaskan bahwa pemerintah memiliki keterbatasan dalam mengatasi sampah di pulau tersebut. Diperlukan rumusan dan kajian dari para ahli untuk mendapatkan formula yang tepat.
“Saat ini, pemerintah mengandeng Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) untuk mengangkut sampah dari depan ke belakang, namun hal ini belum mampu menyelesaikan permasalahan gunungan sampah di pulau,” bebernya.
Volume sampah di Gili Trawangan sangat tinggi saat musim liburan, bahkan tembus hingga 18 ton per hari, sementara pada hari biasa seperti saat ini berada di kisaran 7-8 ton per hari.
Rusdianto mengajak masyarakat untuk bersama-sama mencari solusi, memikirkan langkah apa yang bisa diambil, termasuk pertimbangan untuk menambah kelompok baru agar timbunan sampah harian dapat diatasi.
“Kemampuan memilah dan mengelola sampah yang dapat didaur ulang masih rendah, hanya sekitar 2-3 persen dari total volume sampah,” katanya.
Rusdianto mengakui bahwa ini menjadi tantangan, dan pihaknya sedang mencari formula yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut.
“Kita tengah berusaha,” tegasnya.